Selamat Datang di Blog TUTUL HANDYCRAFT, kerajinan asli khas TUTUL Jember
Salam damai dan sukses selalu untuk kita semua, semoga kita selalu dalam lindungan Allah swt Tuhan Yang Maha Esa, semoga kita selalu dimudahkan rezeki serta kemudahan dalam segala hal di kehidupan ini atas kehendakNya. Amin. Kali ini kami sajikan produk terbaru dari team kreatif TUTUL HANDYCRAFT online offline mempersembahkan sebuah produk .
Salam damai dan sukses selalu untuk kita semua, semoga kita selalu dalam lindungan Allah swt Tuhan Yang Maha Esa, semoga kita selalu dimudahkan rezeki serta kemudahan dalam segala hal di kehidupan ini atas kehendakNya. Amin. Kali ini kami sajikan produk terbaru dari team kreatif TUTUL HANDYCRAFT online offline mempersembahkan sebuah produk .
Jenis Produk TUTUL HANDYCRAFT Pipa Rokok CANGKLONG KAYU STIGI WULUNG Ukir Naga 01, ini kami jual dengan harga eceran :
Rp.550,000 ,- / satuan
(harga belum termasuk ongkos kirim)
KODE PRODUK : CKSWUN01
Berikut ini adalah foto produk kerajinan khas wo yang di produksi oleh team kreatif TUTUL HANDYCRAFT dan untuk melihat foto satu persatu siilahkan pelajari gambar di bawah ini dengan menggeser pada scroll yang tersendia.
Untuk melihat dan mempelajari terkait dengan artikel produkanda dapat menyimak tulisan di bawah ini.
Untuk melihat program, promo, potongan harga bagi reseller serta tata cara pemesanan hingga indentitas, nomor telephone serta nomor rekening resmi dari management TUTUL HANDYCRAFT anda dapat mempelajari dibawah ini.
KAYU STIGI
Stigi atau Drini (Pemphis acidula) Kayu Bertuah Nasional
Stigi, Setigi, Santigi, atau Drini (Pemphis acidula) menjadi salah satu pohon dan kayu yang diyakini memiliki tuah (kekuatan gaib). Bahkan diantara kayu-kayu bertuah lainnya semisal Dewandaru, Nagasari, dan Pulai, Stigi dianggap sebagai Raja Kayu Bertuah. Wajar jika kemudian tumbuhan semak pesisir bernama stigi atau centigi ini dijadikan jimat dan penyerap racun sehingga terkenal di kalangan pelaku metafisika.
Selain tenar dan dianggap memiliki kekuatan ghaib oleh kalangan metafisika, Stigi (Pemphis acidula) juga menjadi tanaman favorit pencinta bonsai. Karakteristik batang, percabangan, daun, bunganya, dan daya tahan tanaman menjadikan Santigi sebagai bahan bonsai berkelas mahal.
Kayu dan pohon Stigi dikenal dengan berbagai nama lokal. Nama-nama lokal itu antara lain Centigi, Cantinggi, Drini, Kastigi, Mentigi, Setigi, Sentigi, Santigi, dan Santiki. Nama latin tumbuhan bertuah ini adalah Pemphis acidula J.R. Forst. & G. Forst. Nama ini memiliki beberapa nama sinonim seperti Lythrum pemphis L., Mangium porcellanicum Rumph., Melanium fruticosum Spreng., Pemphis angustifolia Roxb., dan Pemphis setosa Blanco. Penamaan tumbuhan ini diambil dari kata Pemphis (Yunani), yang berarti bengkak, yang mengacu pada buahnya saat matang; dan kata acidula (Latin), yang berarti masam, yang merujuk ke rasa daunnya.
Mengenal Stigi (Pemphis acidula)
Pohon Setigi atau Drini (Pemphis acidula) merupakan tumbuhan perdu yang tumbuh di daerah pesisir berkarang, berbasir, atau di tepi hutan mangrove. Tumbuh di daerah beriklim tropis yang tersebar luas di pesisir Asia Selatan yang meliputi Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Srilanka. Juga hidup di Pesisir Australia bagian utara, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Mikronesia, Fiji, Guam, Kaledonia Baru, dan Palau. Pun di Afika Timur seperti Maladewa , Mozambik , Tanzania, dan Seychelles.
Pohon Stigi atau Santigi mempunyai tinggi rata-rata 4 meter, meskipun di beberapa kondisi bisa mencapai hingga 10 meter. Batang berkelok dan bengkok-bengkok dengan percabangan yang tidak teratur. Kulit batang berwarna abu-abu hingga coklat tua dan bersisik (pecah-pecah). Daun tunggal dan tumbuh bersilangan. Berwarna hijau pucat, berdaging tebal, berbentuk elips atau lonjong bulat telur dengan panjang 1-3 cm dan lebar 0,3-1 cm.
Bunga Stigi berwarna putih atau merah muda keputihan dengan diameter antara 0,7 1,0 cm yang tumbuh di ketiak daun. Mahkota bunga terdiri atas 6 kuntum sedangkan kelopak bunga terdiri atas 12 helai. Buah Centigi kecil dengan diameter sekitar 0,3 0,5 cm, berwarna hijau dengan permukaan buah berambut. Buah memiliki banyak biji yang berukuran sangat kecil.
Bagi ahli metafisika, kayu setigi merupakan Rajanya Kayu Bertuah yang memiliki energi metafisika yang kuat dengan berbagai manfaat magis. Khasiat magis tersebut antara lain untuk menangkal ilmu hitam (santet, tenung, dan guna-guna) dan segala daya negatif lainnya, meningkatkan kewibawaan dan kharisma pemakainya, memberikan kekuatan tubuh dan kekebalan, media pengasihan, melumpuhkan orang yang berniat jahat, serta menyerap berbagai bisa dan racun binatang. Untuk memanfaatkan tuah dan khasiatnya, kayu Setigi dibuat menjadi berbagai aksesoris seperti tasbih, cincin dan batu cincin (akik), gelang, gagang tongkat, gagang dan sarung senjata (seperti keris), sabuk, hingga pipa rokok.
Kekuatan energi yang dipunyai kayu Stigi (Mentigi) tergantung pada daerah asal kayu (pohon), cara pengambilan, dan orang yang mengambilnya. Bagi para pelaku metafisika, kayu stigi dibedakan menjadi dua yaitu Stigi Laut (tumbuh di tepi laut) dan Stigi Daratan. Konon, kayu Stigi yang berasal dari Kepulauan Karimunjawa memiliki khasiat dan kualitas terbaik.
Selain manfaat dari aspek magis dan supranatural, kayu Setigi dipercaya juga bisa menjadi obat herbal alternatif. Kayunya, dengan berbagai cara, berkhasiat sebagai pereda sakit, menyembuhkan reumatik, bahkan menringankan gejala kanker. Namun manfaat-manfaat klinis ini masih memerlukan kajian yang mendalam.
Pemanfaatan lainnya dari pohon Stigi atau Drini (Pemphis acidula)
adalah untuk bahan membuat bonsai. Karakteristis tumbuhan, mulai dari akar, batang, percabangan, daun, bunganya yang khas, ditambah dengan daya tahan tumbuhan dan pertumbuhannya yang lambat menjadikan Setigi menjadi tanaman favorit di kalangan pencinta bonsai. Tak ayal bonsai dari tanaman Centigi ini memiliki harga yang sangat mahal.
Namun kepercayaan kayu Setigi sebagai kayu bertuah dan penggunaannya sebagai tanaman bonsai telah meningkatkan perburuan dan jual beli pohon Setigi baik dalam kondisi hidup maupun kayu batangnya.
Perburuan liar ini telah membuat tumbuhan ini semakin langka, bahkan punah di berbagai habitat aslinya. Meskipun daerah sebaran tumbuhan ini sangat luas, namun dengan pertumbuhannya yang lambat serta maraknya perburuan, IUCN Redlist memperkirakan telah terjadi penurunan populasi secara global mencapai 21 % dalam 25 tahun terakhir. Karena itu, oleh IUCN Redlist, Setigi (Pemphis acidula) dikategorikan dalam status keterancaman Least Concern (Berisiko Rendah).
Klasifikasi Ilmiah Setigi. Kerajaan : Plantae. Divisi : Tracheophyta. Kelas : Magnoliopsida. Ordo : Myrtales. Famili : Lythraceae. Genus : Pemphis. Spesies : Pemphis acidula J.R. Forst. & G. Forst.
Kayu, Kegunaan & Daya Yang Dipunyainya.
Dikalangan masyarakat kita, terutama yang ada di Pulau Jawa, ada yang mempunyai keyakinan bahwa untuk beberapa jenis kayu tertentu, ada yang memiliki daya gaib dan khasiat tertentu. Asal kayu tersebut bisa saja karena berasal dari pohon atau kayu bekas tempat keramat atau yang dikeramatkan seperti makam leluhur, para Wali atau karena langka, susah mendapatkannya atau bisa juga karena memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki kayu lain.
Derajat tuah kayu tergantung dari tempat tumbuh, lingkungan dan tata cara pengambilannya yang kadangkala memerlukan sesajian. Selain itu gambar yang ada pada kayu karena proses alam atau pembusukan atau penyakit pohon kadangkala diyakini memiliki pengaruh gaib juga, contohnya Pelet Kendhit pada warangka keris dari kayu Timaha dipercaya memiliki daya mengikat tamu hingga mereka tidak meninggalkan tempat hajatan sebelum acara selesai.
Ternyata kepercayaan ini terdapat juga dibeberapa suku bangsa lain, bukan hanya bangsa kita mengacu beberapa sumber, antara lain : Drs. Budihardono, Ir. Bambang W.B. , R. Oesodo, Ir. Wibatsu HS dan sumber lainnya diuraikan dibawah. Beberapa jenis kayu yang secara tradisional dianggap bertuah. Penyertaan nama latin untuk menambah informasi mengenai jenis kayu tersebut. Untuk beberapa nama latin yang dirasa kurang tepat diberi tanda (?).
Keajaiban Mistis Kayu Stigi
Kayu Stigi adalah kayu yang banyak masyarakat kenal sebagai kayu dengan kekuatan magis. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang menjulukinya sebagai Raja Kayu bertuah. Kayu stigi ini mempunyai ciri ciri keras, kuat dan juga dinamis. Kayu stigi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu stigi laut dan stigi darat.
Pohon stigi laut tumbuh dengan baik di daerah pantai, warna dari pohon ini adalah coklat tua. Ada keanehan terdapat pada pohon ini yaitu setiap kayu dari pohon stigi laut ini, apabila disentuh dengan tangan, warna kayunya akan semakin tua dan menghitam. Pohon stigi yang masih muda mempunyai warna kayu putih kekuningan, namun seiring umur pohon bertambah maka akan berubah menjadi coklat tua.
Saudara dari stigi laut adalah stigi darat, warna dari stigi darat ini lebih gelap dan akan semakin gelap jika dihimpit oleh benda benda keras. Stigi darat mempunyai tekstur yang lebih kasar dengan pola warna yang tidak merata. Biasanya stigi darat hidup didaratan yang tandus dan berbatu, karena habitatnya yang keras dan terus diburu maka stigi darat lebih langka daripada stigi laut.
Stigi darat saat ini masih dapat ditemui di pulau Bengkoang dan pulau Kembar yang terletak di gugusan kepulauan Karimun Jawa, Jepara. Bahkan sampai saat ini Jepara masih menjadi penghasil stigi terbaik di Indonesia.
Baik stigi darat dan stigi laut mempunyai ciri ciri kayu yang akan tenggelam jika dimasukkan kedalam air. Meskipun dalam ukuran yang sangat kecil, kayu stigi akan tetap tenggelam sampai dasar. Bahkan jika ditenggelamkan di air laut, kayu penuh mistis ini tetap tenggelam. Kayu stigi dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis racun, salah satunya adalah racun bisa ular.
Jika sesorang tergigit ular, bekas gigitan ular tersebut ditempelkan kayu stigi dan kayu bertuah tersebut akan menghisap segala bisa dan racun ular sampai habis. Setelah bisa ular tersebut tersedot seluruhnya, kayu stigi yang ditempelkan akan lepas dengan sendirinya.
Kayu stigi ini dipercaya akan menjadi pelindung dan pembangkit kekuatan spiritual jika dipegang oleh orang orang dengan kelakuan baik. Apakah kamu salah satu orang yang percaya dengan khasiat dari kayu stigi? Demikian informasi dari kayu stigi, semoga dapat bermanfaat.
Berikut ini ada beberapa penjelasan terkait dengan Kayu Stigi :
KAYU STIGI
Kayu ini juga biasa disebut sebagai kayu kastigi, juga biasa disebut dengan nama kayu Sulaiman. Kayu ini banyak terdapat tuahnya dan pohonnya banyak terdapat di daerah dekat dengan pantai. Biasa tumbuh di daerah yang berkapur dan banyak tumbuh di daerah pegunungan tergantung pada jenisnya. Daun yang ada pada pohon ini hampir mirip dengan daun sawo atau daun duren. Berwarna hijau dan pada ujungnya berwarna merah tembaga.
Pada dasarnya kayu ini mempunyai sifat perempuan, dalam artian kayu ini tidak baik jika dibawa oleh perempuan. Karena kayu ini membawa pengaruh pencacrian jodoh yang sulit dan bersifat berangasan (nakal). Jika kayu ini digunakan untuk memukul lawan, maka akan pingsan seketika dan setelah pingsan hendaklah tidak dipukul lagi karena bisa berakibat fatal.
Kayu ini mempunyai jenis yang beragam. Jenis yang biasa ditemukan adalah jenis yang berwarna kemerah- merahan dan dalam waktu yang lama akan berubah menjadi hitam. Jenis lainnya dalah yang warnanya agak terang, dan dalam waktu lama akan berubah menjadi coklat tua. Di dasar laut terdapat jenis stigi yang bernama stigi laut. Kayunya berwarna hitam dan daunnya mirip dengan daun rumput laut (mirip dengan lotrok laut). Pada kayu stigi jenis ini terdapat bintik- bintik lembut pada permukaan laut.
Jika kayu ini tidak benar- benar halus, maka keberadaan bintik- bintik putih ini tidak akan tampak. Konon stigi yang berwarna biru belum ada yang memiliki karena merupakan salah satu jenis kayu pusaka yang dilindungi oleh Ratu Kidul. Hingga keberadaannya sulit untuk bisa diketahui apalagi untuk ditemukan. Kayunya berwarna biru meskipun sudah lama disimpan dan warnanya tidak pernah pudar.
Pada dunia pengobatan alternative herbal serta pengobatan supranatural kayu setigi ini sering digunakan semenjak dahulu karena dpercaya memiliki khasiat. Kayu stigi umumnya memiliki serat keras serta anti hama, unik dan langka serta khasiat alamiahnya yang membuat kayu setigi menjadikan kayu stigi bertuah pada kelas atas.
Pohon kayu setigi ini termasuk dalam kategori kayu langka mengingat kayu tersebut saat ini sulit dijumpai di alam bebas. Pohon setigi tumbuh lambat karena pada kurun waktu 5 hingga 10 tahun diameternya hanya bertambah 5 hingga 10 cm saja serta hanya bertambah tinggi kurang lebihnya 1 hingga 2 meter. Kayu setigi memiliki batang yang berkelok dengan serat keras yang melebihi tingkat kekerasan kayu
Kayu stigi yang asli akan tenggelam jika di masukkan ke dalam air meskipun hanya dalam ukuran kecil, kayu setigi sudah berusia tua hingga ratusan tahun serbuk kecilnya juga dapat tenggelam jika di taruh di dalam air. Salah satu kelebihan alami khasiat kayu stigi ini adalah dapat mengobati gigitanserangga dan juga hewan berbisa.
Caranya cukup mudah hanya denga ditempelkan pada bagian yang terkena gititan, setelah beberapa saat bisa racun nantinya akan berkurang terhisap oleh kayu bertuah stigi. Cara tersebut konon sudah digunakan oleh orang kuno untuk mengobati korban yang terkena gigitan ular berbisa
Stigi atau Drini (Pemphis acidula) Kayu Bertuah Nasional
Stigi, Setigi, Santigi, atau Drini (Pemphis acidula) menjadi salah satu pohon dan kayu yang diyakini memiliki tuah (kekuatan gaib). Bahkan diantara kayu-kayu bertuah lainnya semisal Dewandaru, Nagasari, dan Pulai, Stigi dianggap sebagai Raja Kayu Bertuah. Wajar jika kemudian tumbuhan semak pesisir bernama stigi atau centigi ini dijadikan jimat dan penyerap racun sehingga terkenal di kalangan pelaku metafisika.
Selain tenar dan dianggap memiliki kekuatan ghaib oleh kalangan metafisika, Stigi (Pemphis acidula) juga menjadi tanaman favorit pencinta bonsai. Karakteristik batang, percabangan, daun, bunganya, dan daya tahan tanaman menjadikan Santigi sebagai bahan bonsai berkelas mahal.
Kayu dan pohon Stigi dikenal dengan berbagai nama lokal. Nama-nama lokal itu antara lain Centigi, Cantinggi, Drini, Kastigi, Mentigi, Setigi, Sentigi, Santigi, dan Santiki. Nama latin tumbuhan bertuah ini adalah Pemphis acidula J.R. Forst. & G. Forst. Nama ini memiliki beberapa nama sinonim seperti Lythrum pemphis L., Mangium porcellanicum Rumph., Melanium fruticosum Spreng., Pemphis angustifolia Roxb., dan Pemphis setosa Blanco. Penamaan tumbuhan ini diambil dari kata Pemphis (Yunani), yang berarti bengkak, yang mengacu pada buahnya saat matang; dan kata acidula (Latin), yang berarti masam, yang merujuk ke rasa daunnya.
Mengenal Stigi (Pemphis acidula)
Pohon Setigi atau Drini (Pemphis acidula) merupakan tumbuhan perdu yang tumbuh di daerah pesisir berkarang, berbasir, atau di tepi hutan mangrove. Tumbuh di daerah beriklim tropis yang tersebar luas di pesisir Asia Selatan yang meliputi Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Srilanka. Juga hidup di Pesisir Australia bagian utara, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Mikronesia, Fiji, Guam, Kaledonia Baru, dan Palau. Pun di Afika Timur seperti Maladewa , Mozambik , Tanzania, dan Seychelles.
Pohon Stigi atau Santigi mempunyai tinggi rata-rata 4 meter, meskipun di beberapa kondisi bisa mencapai hingga 10 meter. Batang berkelok dan bengkok-bengkok dengan percabangan yang tidak teratur. Kulit batang berwarna abu-abu hingga coklat tua dan bersisik (pecah-pecah). Daun tunggal dan tumbuh bersilangan. Berwarna hijau pucat, berdaging tebal, berbentuk elips atau lonjong bulat telur dengan panjang 1-3 cm dan lebar 0,3-1 cm.
Bunga Stigi berwarna putih atau merah muda keputihan dengan diameter antara 0,7 1,0 cm yang tumbuh di ketiak daun. Mahkota bunga terdiri atas 6 kuntum sedangkan kelopak bunga terdiri atas 12 helai. Buah Centigi kecil dengan diameter sekitar 0,3 0,5 cm, berwarna hijau dengan permukaan buah berambut. Buah memiliki banyak biji yang berukuran sangat kecil.
Bagi ahli metafisika, kayu setigi merupakan Rajanya Kayu Bertuah yang memiliki energi metafisika yang kuat dengan berbagai manfaat magis. Khasiat magis tersebut antara lain untuk menangkal ilmu hitam (santet, tenung, dan guna-guna) dan segala daya negatif lainnya, meningkatkan kewibawaan dan kharisma pemakainya, memberikan kekuatan tubuh dan kekebalan, media pengasihan, melumpuhkan orang yang berniat jahat, serta menyerap berbagai bisa dan racun binatang. Untuk memanfaatkan tuah dan khasiatnya, kayu Setigi dibuat menjadi berbagai aksesoris seperti tasbih, cincin dan batu cincin (akik), gelang, gagang tongkat, gagang dan sarung senjata (seperti keris), sabuk, hingga pipa rokok.
Kekuatan energi yang dipunyai kayu Stigi (Mentigi) tergantung pada daerah asal kayu (pohon), cara pengambilan, dan orang yang mengambilnya. Bagi para pelaku metafisika, kayu stigi dibedakan menjadi dua yaitu Stigi Laut (tumbuh di tepi laut) dan Stigi Daratan. Konon, kayu Stigi yang berasal dari Kepulauan Karimunjawa memiliki khasiat dan kualitas terbaik.
Selain manfaat dari aspek magis dan supranatural, kayu Setigi dipercaya juga bisa menjadi obat herbal alternatif. Kayunya, dengan berbagai cara, berkhasiat sebagai pereda sakit, menyembuhkan reumatik, bahkan menringankan gejala kanker. Namun manfaat-manfaat klinis ini masih memerlukan kajian yang mendalam.
Pemanfaatan lainnya dari pohon Stigi atau Drini (Pemphis acidula)
adalah untuk bahan membuat bonsai. Karakteristis tumbuhan, mulai dari akar, batang, percabangan, daun, bunganya yang khas, ditambah dengan daya tahan tumbuhan dan pertumbuhannya yang lambat menjadikan Setigi menjadi tanaman favorit di kalangan pencinta bonsai. Tak ayal bonsai dari tanaman Centigi ini memiliki harga yang sangat mahal.
Namun kepercayaan kayu Setigi sebagai kayu bertuah dan penggunaannya sebagai tanaman bonsai telah meningkatkan perburuan dan jual beli pohon Setigi baik dalam kondisi hidup maupun kayu batangnya.
Perburuan liar ini telah membuat tumbuhan ini semakin langka, bahkan punah di berbagai habitat aslinya. Meskipun daerah sebaran tumbuhan ini sangat luas, namun dengan pertumbuhannya yang lambat serta maraknya perburuan, IUCN Redlist memperkirakan telah terjadi penurunan populasi secara global mencapai 21 % dalam 25 tahun terakhir. Karena itu, oleh IUCN Redlist, Setigi (Pemphis acidula) dikategorikan dalam status keterancaman Least Concern (Berisiko Rendah).
Klasifikasi Ilmiah Setigi. Kerajaan : Plantae. Divisi : Tracheophyta. Kelas : Magnoliopsida. Ordo : Myrtales. Famili : Lythraceae. Genus : Pemphis. Spesies : Pemphis acidula J.R. Forst. & G. Forst.
Kayu, Kegunaan & Daya Yang Dipunyainya.
Dikalangan masyarakat kita, terutama yang ada di Pulau Jawa, ada yang mempunyai keyakinan bahwa untuk beberapa jenis kayu tertentu, ada yang memiliki daya gaib dan khasiat tertentu. Asal kayu tersebut bisa saja karena berasal dari pohon atau kayu bekas tempat keramat atau yang dikeramatkan seperti makam leluhur, para Wali atau karena langka, susah mendapatkannya atau bisa juga karena memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki kayu lain.
Derajat tuah kayu tergantung dari tempat tumbuh, lingkungan dan tata cara pengambilannya yang kadangkala memerlukan sesajian. Selain itu gambar yang ada pada kayu karena proses alam atau pembusukan atau penyakit pohon kadangkala diyakini memiliki pengaruh gaib juga, contohnya Pelet Kendhit pada warangka keris dari kayu Timaha dipercaya memiliki daya mengikat tamu hingga mereka tidak meninggalkan tempat hajatan sebelum acara selesai.
Ternyata kepercayaan ini terdapat juga dibeberapa suku bangsa lain, bukan hanya bangsa kita mengacu beberapa sumber, antara lain : Drs. Budihardono, Ir. Bambang W.B. , R. Oesodo, Ir. Wibatsu HS dan sumber lainnya diuraikan dibawah. Beberapa jenis kayu yang secara tradisional dianggap bertuah. Penyertaan nama latin untuk menambah informasi mengenai jenis kayu tersebut. Untuk beberapa nama latin yang dirasa kurang tepat diberi tanda (?).
Keajaiban Mistis Kayu Stigi
Kayu Stigi adalah kayu yang banyak masyarakat kenal sebagai kayu dengan kekuatan magis. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang menjulukinya sebagai Raja Kayu bertuah. Kayu stigi ini mempunyai ciri ciri keras, kuat dan juga dinamis. Kayu stigi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu stigi laut dan stigi darat.
Pohon stigi laut tumbuh dengan baik di daerah pantai, warna dari pohon ini adalah coklat tua. Ada keanehan terdapat pada pohon ini yaitu setiap kayu dari pohon stigi laut ini, apabila disentuh dengan tangan, warna kayunya akan semakin tua dan menghitam. Pohon stigi yang masih muda mempunyai warna kayu putih kekuningan, namun seiring umur pohon bertambah maka akan berubah menjadi coklat tua.
Saudara dari stigi laut adalah stigi darat, warna dari stigi darat ini lebih gelap dan akan semakin gelap jika dihimpit oleh benda benda keras. Stigi darat mempunyai tekstur yang lebih kasar dengan pola warna yang tidak merata. Biasanya stigi darat hidup didaratan yang tandus dan berbatu, karena habitatnya yang keras dan terus diburu maka stigi darat lebih langka daripada stigi laut.
Stigi darat saat ini masih dapat ditemui di pulau Bengkoang dan pulau Kembar yang terletak di gugusan kepulauan Karimun Jawa, Jepara. Bahkan sampai saat ini Jepara masih menjadi penghasil stigi terbaik di Indonesia.
Baik stigi darat dan stigi laut mempunyai ciri ciri kayu yang akan tenggelam jika dimasukkan kedalam air. Meskipun dalam ukuran yang sangat kecil, kayu stigi akan tetap tenggelam sampai dasar. Bahkan jika ditenggelamkan di air laut, kayu penuh mistis ini tetap tenggelam. Kayu stigi dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis racun, salah satunya adalah racun bisa ular.
Jika sesorang tergigit ular, bekas gigitan ular tersebut ditempelkan kayu stigi dan kayu bertuah tersebut akan menghisap segala bisa dan racun ular sampai habis. Setelah bisa ular tersebut tersedot seluruhnya, kayu stigi yang ditempelkan akan lepas dengan sendirinya.
Kayu stigi ini dipercaya akan menjadi pelindung dan pembangkit kekuatan spiritual jika dipegang oleh orang orang dengan kelakuan baik. Apakah kamu salah satu orang yang percaya dengan khasiat dari kayu stigi? Demikian informasi dari kayu stigi, semoga dapat bermanfaat.
Berikut ini ada beberapa penjelasan terkait dengan Kayu Stigi :
KAYU STIGI
Kayu ini juga biasa disebut sebagai kayu kastigi, juga biasa disebut dengan nama kayu Sulaiman. Kayu ini banyak terdapat tuahnya dan pohonnya banyak terdapat di daerah dekat dengan pantai. Biasa tumbuh di daerah yang berkapur dan banyak tumbuh di daerah pegunungan tergantung pada jenisnya. Daun yang ada pada pohon ini hampir mirip dengan daun sawo atau daun duren. Berwarna hijau dan pada ujungnya berwarna merah tembaga.
Pada dasarnya kayu ini mempunyai sifat perempuan, dalam artian kayu ini tidak baik jika dibawa oleh perempuan. Karena kayu ini membawa pengaruh pencacrian jodoh yang sulit dan bersifat berangasan (nakal). Jika kayu ini digunakan untuk memukul lawan, maka akan pingsan seketika dan setelah pingsan hendaklah tidak dipukul lagi karena bisa berakibat fatal.
Kayu ini mempunyai jenis yang beragam. Jenis yang biasa ditemukan adalah jenis yang berwarna kemerah- merahan dan dalam waktu yang lama akan berubah menjadi hitam. Jenis lainnya dalah yang warnanya agak terang, dan dalam waktu lama akan berubah menjadi coklat tua. Di dasar laut terdapat jenis stigi yang bernama stigi laut. Kayunya berwarna hitam dan daunnya mirip dengan daun rumput laut (mirip dengan lotrok laut). Pada kayu stigi jenis ini terdapat bintik- bintik lembut pada permukaan laut.
Jika kayu ini tidak benar- benar halus, maka keberadaan bintik- bintik putih ini tidak akan tampak. Konon stigi yang berwarna biru belum ada yang memiliki karena merupakan salah satu jenis kayu pusaka yang dilindungi oleh Ratu Kidul. Hingga keberadaannya sulit untuk bisa diketahui apalagi untuk ditemukan. Kayunya berwarna biru meskipun sudah lama disimpan dan warnanya tidak pernah pudar.
Pada dunia pengobatan alternative herbal serta pengobatan supranatural kayu setigi ini sering digunakan semenjak dahulu karena dpercaya memiliki khasiat. Kayu stigi umumnya memiliki serat keras serta anti hama, unik dan langka serta khasiat alamiahnya yang membuat kayu setigi menjadikan kayu stigi bertuah pada kelas atas.
Pohon kayu setigi ini termasuk dalam kategori kayu langka mengingat kayu tersebut saat ini sulit dijumpai di alam bebas. Pohon setigi tumbuh lambat karena pada kurun waktu 5 hingga 10 tahun diameternya hanya bertambah 5 hingga 10 cm saja serta hanya bertambah tinggi kurang lebihnya 1 hingga 2 meter. Kayu setigi memiliki batang yang berkelok dengan serat keras yang melebihi tingkat kekerasan kayu
Kayu stigi yang asli akan tenggelam jika di masukkan ke dalam air meskipun hanya dalam ukuran kecil, kayu setigi sudah berusia tua hingga ratusan tahun serbuk kecilnya juga dapat tenggelam jika di taruh di dalam air. Salah satu kelebihan alami khasiat kayu stigi ini adalah dapat mengobati gigitanserangga dan juga hewan berbisa.
Caranya cukup mudah hanya denga ditempelkan pada bagian yang terkena gititan, setelah beberapa saat bisa racun nantinya akan berkurang terhisap oleh kayu bertuah stigi. Cara tersebut konon sudah digunakan oleh orang kuno untuk mengobati korban yang terkena gigitan ular berbisa
BERSAMBUNG ........
berbagai artikel
Untuk melihat program, promo, potongan harga bagi reseller serta tata cara pemesanan hingga indentitas, nomor telephone serta nomor rekening resmi dari management TUTUL HANDYCRAFT anda dapat mempelajari dibawah ini.
GARANSI KEASLIAN DARI MANAGEMENT TEAM TUTUL HANDYRAFT TENTANG BAHAN BAKU PRODUK INI BERLAKU
JIKA TERNYATA BARANG TIDAK ASLI MAKA SELAMANYA BISA DI RETUR DAN UANG KEMBALI 100%
salam
"TUTUL HANDYCRAFT"
Kerajinan asli khas desa TUTUL Balung Jember
Sentral craft Go Internasional dan profesional dalam berbagai macam pengolahan limbah alam jadi bahan baku kerajinan berdaya saing export
Kerajinan asli khas desa TUTUL Balung Jember
Sentral craft Go Internasional dan profesional dalam berbagai macam pengolahan limbah alam jadi bahan baku kerajinan berdaya saing export
0 Tanggapan:
Posting Komentar